"Diplomasi jebakan utang adalah salah satu bentuk tekanan finansial, tapi tidak hanya ini yang dipakai China untuk mengumpulkan pengaruh, meraih posisi, akses militer dan kekuatan di seluruh dunia," ujar Rick Fisher, rekan peneliti di lembaga penelitian AS International Assessment and Strategy Center.
"Tujuan China adalah membangkitkan kembali gaya Kerajaan Tengah dalam hegemoni global, yang mana Beijing akhirnya memiliki dominansi dalam keamanan dan kesejahteraan suatu negara."
China telah menjadi mitra perdagangan dominan dengan Afrika dan membentuk Forum Pertahanan dan Keamanan China Afrika pada 2018.
"Kelompok ini bertemu di China, diatur oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan sebagian besar negara Afrika adalah anggotanya," ujar Fisher.
"Dari sini, China akan mendapatkan hubungan militer, yang juga membentuk kerjasama ekonomi dan pengaruh politik, menuntun pada akses militer China. Sehingga itu bukan hanya jebakan utang, tapi satu alat untuk memperluas hegemoni China atas militer, ekonomi dan politik."
Zambia baru saja memperingatkan mereka hampir gagal membayar utang pada kreditur China, dengan China menghitung kasarannya seperempat dari total USD 12 miliar utang luar negeri negara tersebut.
Kenya juga mengatakan mereka berharap mengatur ulang kesepakatan pinjaman USD 4,5 miliar dengan China.
Kimani Ichung'wa, kepala Komite Parlemen Pendanaan Kenya, mengatakan kepada The EastAfrican: "Sangat mudah untuk menyelesaikan masalah pembayaran utang dengan duduk dengan China dan menjelaskan kami membuat kesalahan. Kami berhutang kepadamu semua uang ini tapi Anda juga meminta terlalu banyak dari kami dalam hal pelunasannya. Ini adalah utang. Lihat, ekonomi kami hancur dan kami tidak mampu membayar. Kami tidak mengatakan tidak ada utang, tapi kami hanya ingin mengatur ulang apa yang kami utangkan kepada Anda dan masalah pembayaran."
KOMENTAR