Pada sebuah kasus geng meledakkan granat tangan di klub malam milik pemimpin kelompok anti-yakuza yang memiliki kenekatan memasang tanda "tidak boleh ada gangster" di tempat mereka.
"Kudo-kai terkenal karena menggunakan granat tangan, senjata kimia (racun tikus), pistol dan senapan, di antara hal-hal lainnya," ujar otoritas dunia bawah tanah Jepang Hiroki Allen.
"Mereka cukup berbahaya."
Kini pertanyaannya adalah apakah hukuman mati berhasil membuat pelaku kriminal Jepang ini berhenti.
Hukum anti-gangster telah dipakai sejak terlacaknya kejahatan terorganisir pada 1999, melarang anggota geng untuk memiliki rekening bank dan mengoperasikan bisnis.
Hal ini membuat anggota resmi gangster di Jepang menurun dari lebih dari 100 ribu turun menjadi 25 ribu, dengan anggota Kudo-kai menurun 2/3 dari lebih dari 1200 anggota.
Tahun 2020, otoritas lokal meratakan kantor resmi gangster tersebut.
Polisi mencatat penangkapan telah turun di tingkat yang sama di waktu yang sama.
KOMENTAR