Itu karena perjanjian itu sudah tertinggal dari komitmen yang dibuat oleh ekonomi utama lainnya.
Pengumuman China itu diduga akan menimbulkan kekhawatiran menjelang KTT COP26 di Glasgow.
Selain itu, sikap China merupakan pukulan besar bagi rencana Inggris untuk mengamankan kesepakatan global tentang penghapusan batubara secara bertahap.
Di tengah krisis energi global yang disebabkan karena ekonomi dibuka kembali pasca-Covid, China langsung bergerak cepat.
Dilaporkan mereka telah memerintahkan 682 tambang batu baranya untuk meningkatkan kapasitas produksi tahunan mereka menjadi 55,3 juta ton sementara impor melonjak 76% bulan lalu.
Di tempat lain, India juga telah memerintahkan tambangnya sendiri untuk meningkatkan produksi di tengah kekurangan dan pemadaman, dan juga telah meningkatkan impornya sendiri.
Padahal China sudah menjadi pencemar terbesar di dunia.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR