Hal itu dikatakan Qian Feng, direktur dari departemen penelitian di Institut Strategi Nasional di Universitas Tsinghua.
Qian mengatakan Indialah yang melanggar kesepakatan sebelumnya yang dicapai oleh Beijing dan New Delhi.
Bahkan berpendapat bahwa pihak India tidak belajar apa-apa sejak bentrokan tahun lalu, dan sepenuhnya bersalah atas insiden ini.
Pemerintah China pun tidak tinggal diam.
Menurut mereka, wilayah perbatasan China dengan India telah menghadapi tekanan yang dirambah oleh pihak India.
Misalnya pada tahun 2001, pasukan India merobohkan jembatan yang mengarah ke air terjun suci di wilayah Dongzhang di kota Shannan, Xizang, di mana penduduk China dapat mengambil air di sana.
India juga mendirikan pos pemeriksaan militer di tepi sungai, kata polisi pertahanan perbatasan setempat.
Tidak sampai disitu, pasukan India bahkan ditempatkan di sebuah padang rumput di Dongzhang, mengusir para penggembala China.
Di wilayah tenggara Xizang, penduduk desa mengatakan kepada Global Times bahwa pasukan dan penduduk India telah melintasi perbatasan beberapa kali.
Orang India telah mencoba untuk mengklaim keberadaan mereka dengan melukis slogan-slogan di batu-batu besar.
"Setiap kali kami melihat slogan-slogan seperti itu, kami membersihkan dan menulis bahasa Mandarin di bebatuan," kata seorang warga Tionghoa.
Beberapa bagian dari perbatasan China-India memang tidak ditandai.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR