Tahun lalu, sekelompok peneliti India telah menerbitkan sebuah artikel yang menyatakan bahwa Gua Mojiang bisa menjadi tempat kelahiran virus corona, karena virus yang mirip dengan SARS-CoV-2 pernah ditemukan di Mojiang pada 2012 lalu.
Pada saat itu, 6 penambang menderita penyakit pernafasan parah setelah membersihkan gua dari kotoran kelelawar untuk menambang tembaga.
Para laki-laki ini berusia antara 30 hingga 60 tahun dan 3 diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut.
Pemeriksaan selanjutnya mengungkapkan bahwa para penambang terinfeksi virus corona yang diberi nama 'RaTG13'.
Sampel virus pun dikumpulkan oleh Institut Virologi Wuhan sedangkan ilmuwan India menyebut bahwa RaTG13 adalah kerabat dekat SARS-CoV-2.
Namun rekan Prancis mereka, bagaimanapun juga telah mengklaim sebaliknya.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (10/10/2021), menurut temuan awal penelitian mereka yang akan diterbitkan tahun depan, individu yang terinfeksi RaTG13 menunjukkan gejala yang sangat berbeda dari yang ditunjukkan oleh pasien Covid-19.
Ilmuwan Prancis ini juga mempertanyakan mengapa para dokter dan orang-orang yang berhubungan dekat dengan para penambang China itu tidak jatuh sakit.
Studi retrospektif dari laporan medis para penambang menunjukkan bahwa tidak seperti pasien Covid-19, gejala yang mereka rasakan adalah batuk darah dan lendir.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR