Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah China dapat mempertahankan strategi penutupan perbatasan dan pemblokiran secara ketat, karena strategi ini berdampak besar bagi perekonomian dan masyarakat.
Singapura, Australia dan, yang terbaru, Selandia Baru telah meninggalkan strategi "tanpa Covid-19", dengan fokus pada perluasan vaksinasi dan menetapkan tenggat waktu untuk pembukaan kembali.
Sebaliknya, semakin China berusaha mengalahkan Covid-19 , rantai penularan baru muncul, meski 75% penduduknya sudah divaksinasi lengkap.
Dalam dua bulan, China mengalami 4 gelombang infeksi akibat varian Delta. Rantai infeksi terbaru muncul di Xinjiang, tepat pada saat orang-orang di negara ini bergegas melakukan perjalanan selama "Pekan Emas".
Tujuan China untuk "tidak ada Covid-19" bahkan lebih sulit ketika musim dingin, waktu yang paling menguntungkan bagi virus untuk menyebar, akan datang.
Selama tiga bulan ke depan, Beijing juga akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin, yang menampung ribuan atlet dari seluruh dunia.
Source | : | Bloomberg,24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR