Para ekonom mengatakan di Sri Lanka kesenjangan antara si kaya dan si miskin terus meningkat, aturan pajak yang longgar telah menjadi cara para orang-orang kaya menghindari kewajiban membayar pajak, di saat penduduk yang lain berusaha memulihkan diri dari perang sipil.
Hal ini menyebabkan sangat sedikit dana negara yang digunakan untuk berinvestasi di sekolah, pelayanan kesehatan dan program sosial lainnya.
Hubungan Nirupama Rajapaksa dengan presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, adalah keponakan jauhnya, karena ayah Nirupama adalah sepupu Gotabaya.
Kemudian kakak laki-laki Gotabaya, Mahinda Rajapaksa, adalah perdana menteri Sri Lanka.
Kelompok HAM telah menuding Mahinda dan Gotabaya dalam kekerasan perang.
Para mantan pejabat pemerintah telah mencurigai keluarga tersebut memilliki kekayaan multi miliaran Dolar dan sebagian besarnya disembunyikan di rekening-rekening bank di Dubai, Seychelles dan St. Martin.
Suami Nirupama Rajapaksa sendiri menghadapi tuntutan jika ia secara rahasia membantu salah satu mertuanya, seorang menteri pemerintah, membangun villa megah dengan dana pemerintah.
Ironis, mengingat mereka mengaku tidak bisa membayar utang kepada China, tapi justru menimbun kekayaan sendiri tanpa memedulikan rakyatnya.
KOMENTAR