China memproduksi sekitar 170.000 ton lithium dan saat ini mengendalikan sekitar 80% dari rantai pasokan baterai lithium-ion.
Tetapi karena tingkat konsumsinya yang tinggi, China juga mengimpor bahan dalam jumlah besar untuk melengkapi produksi dalam negeri.
Sebagian besar dari Australia, meskipun tahun lalu Beijing berhenti membeli batu bara Australia, bijih tembaga dan konsentrat, gula, kayu, anggur, dan lobster sebagai protes atas upaya Canberra untuk mendorong penyelidikan internasional tentang asal usul pandemi Covid-19.
Sementara itu, di Indonesia, para pejabat sekarang mengatakan pembicaraan antara Tsingshan dan FCX mengenai usulan pembangunan pabrik peleburan tembaga Freeport di lokasi industri Teluk Weda perusahaan China mungkin tidak akan berhenti sama sekali.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengindikasikan dalam sebuah wawancara telepon bahwa Tsingshan mungkin mengalah pada permintaannya untuk diskon 5% pada konsentrat tembaga Freeport, salah satu hambatan utama untuk proyek bersama.
Sementara ada masalah lain yang harus diselesaikan, Luhut selalu mendorong gagasan untuk memindahkan smelter dari Gresik, Jawa Timur, ke Halmahera karena sinergi yang terlibat dan karena Teluk Weda, yang terletak di pantai timur Halmahera, sudah memiliki infrastruktur.
Tsingshan sekarang adalah produsen baja nirkarat terbesar di dunia, melaporkan penjualan senilai $260 miliar dan mengoperasikan rantai pasokan yang menggabungkan penambangan dan peleburan besi kasar nikel hingga peleburan baja nirkarat dan manufaktur produk terkait.
Prosesor tembaga akan memberi raksasa China pasokan asam sulfat, produk sampingan dari operasi peleburan yang diperlukan dalam pembuatan dan juga daur ulang baterai lithium.
Tembaga tiga kali lebih banyak juga digunakan dalam kendaraan listrik daripada di mesin pembakaran internal, yang akan menciptakan peluang untuk menumbuhkan jenis industri tambahan yang sekarang hilang dari satu-satunya pabrik peleburan tembaga yang ada di Indonesia di dekat Gresik.
Tsingshan telah setuju untuk membayar 85% dari biaya smelter baru senilai $2,5 miliar, 2,4 juta ton, yang seharusnya ditanggung oleh FCX dan pemerintah Indonesia, pemilik mayoritas 51% dari anak perusahaan PT Freeport Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar peringkat kedua, diyakini masih mendukung Java Integrated Industrial Park Estate (JIIPE) Gresik untuk proyek tersebut, sebuah posisi yang mungkin didasarkan pada politik mengingat 31 juta populasi pemilih di Jawa Timur dibandingkan dengan 665.000 dari Maluku Utara.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR