“Vaksin yang ada di Indonesia dijamin aman, bermutu, dan berkhasiat,” paparnya.
Kolaborasi lintas sektor
Reisa mengatakan, keberhasilan Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan suntikan terbanyak merupakan hasil kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, akademisi, peneliti, swasta, serta masyarakat.
Mulai dari peneliti vaksin asal Indonesia, pekerja industri vaksin, hingga petugas pengiriman, bandara, keamanan, distribusi vaksin, serta vaksinator yang melayani masyarakat.
Oleh karena itu, Reisa mengimbau masyarakat untuk mengapresiasi upaya tersebut dengan cara melakukan vaksinasi dan tidak memilih-milih vaksin.
“Selain sebagai alat perlindungan terhadap risiko berat dan kematian akibat Covid-19, vaksinasi juga memudahkan masyarakat untuk mengakses ruang publik yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi, seperti mal dan gedung perkantoran,” tutur Reisa.
Untuk diketahui, aplikasi PeduliLindungi memberi kenyamanan pada masyarakat saat berada di ruang umum. Pasalnya, aplikasi ini dapat menginformasikan kapasitas maksimal tempat yang dikunjungi untuk meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19.
Hingga saat ini, aplikasi PeduliLindungi telah diunduh oleh 40 juta pengguna.
Selain itu, PeduliLindungi membantu masyarakat untuk menyimpan sertifikat vaksin serta data hasil tes secara digital. Aplikasi ini juga terhubung dengan electronic health alert card (E-Hac) sebagai syarat penerbangan.
Optimalisasi aplikasi PeduliLindungi
Reisa menambahkan, aplikasi PeduliLindungi juga digunakan untuk mendukung gelaran Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua. Tujuannya, untuk melindungi kesehatan atlet serta berbagai pihak yang terlibat dalam PON.
Penulis | : | Yakob Arfin Tyas S |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR