Pada abad-abad berikutnya, Khmer mendominasi sebagian besar daratan Asia Tenggara.
Pada puncak kekuasaannya, yaitu antara abad ke-11 dan ke-13, kekuasaan Kerajaan Khmer terasa melampaui batas-batas basisnya di Kamboja, karena menguasai atau menjajah bagian-bagian modern Laos, Thailand, dan Vietnam.
Selain itu, Angkor, ibu kota Khmer pada waktu itu, telah diungkapkan oleh pencitraan satelit sebagai pusat kota pra-industri terbesar di dunia, bukti kekayaan dan kekuasaan kekaisaran.
Penguasa besar terakhir Kerajaan Khmer adalah Jayawarman VII, yang masa pemerintahannya berlangsung dari tahun 1181 hingga sekitar tahun 1206.
Prestasi Jayavarman termasuk perang yang berhasil melawan Cham (yang kerajaannya, Champa, berada di perbatasan timur Kekaisaran Khmer), penyatuan kembali kekaisaran, dan inisiasi beberapa proyek pembangunan.
Penerus Jayawarman tidak mampu seperti dia dan kekaisaran mulai menurun secara perlahan.
Pada tahun 1220, misalnya, Khmer telah meninggalkan banyak provinsi yang sebelumnya direbut dari Cham oleh Jayawarman.
Meskipun Kekaisaran Khmer masih merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan, Tai, yang merupakan tetangga barat Khmer, semakin kuat.
Bahkan, pada tahun 1431, Kerajaan Ayutthaya melancarkan invasi ke Kerajaan Khmer, dan berhasil merebut ibu kota, Angkor.
Jatuhnya Angkor pada tahun 1431 dianggap menandai berakhirnya dominasi Khmer di daratan Asia Tenggara.
Baca Juga: Sampai Bakar Uang untuk Hangatkan Putrinya, Inilah 20 Fakta Gila Pablo Escobar 'Si Raja Kokain'
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR