Kontroversi terhadapnya dimulai sejak pemerintahan pada tahun 1794, kritik karena asalnya dari Austria dan reputasinya.
“Pemborosan, acuh tak acuh terhadap penderitaan rakyat Prancis”, tulis Nazanin Lankarani untuk New York Times pada tahun 2019.
Pada saat kaum revolusioner Prancis menyerbu Bastille pada 14 Juli 1789, Marie Antoinette menjadi salah satu tokoh yang paling dibenci di negara itu.
Dipenjara di Tuileries di Paris pada tahun 1791, sang ratu mengirim perhiasannya ke Brussel, percaya bahwa dia akhirnya akan dibebaskan dan dipersatukan kembali dengan mereka.
Sebaliknya, dia dan suaminya dijatuhi hukuman mati dan dipenggal dengan guillotine.
Putri pasangan itu, Marie-Thérèse Charlotte de France, juga dikenal sebagai "Madame Royale," namun selamat dari revolusi, hidup lebih lama dari orang tua dan saudara laki-lakinya, Louis XVII muda.
Dia dibebaskan pada Desember 1795 dan dikirim ke Austria, di mana dia mengambil perhiasan ibunya.
Potret Marie-Thérèse tahun 1816 menunjukkan keluarga raja ini mengenakan sepasang gelang yang sesuai dengan inventaris Brussel.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR