Pengasingan Jose Ramos-Horta oleh Portugis
Melansir asiabyafrica.com, Ramos-Horta menjadi perhatian otoritas kolonial setelah membaca buku Eduardo Mondlane (presiden pendiri Front Pembebasan Mozambik, atau FRELIMO) berjudul Struggle for Mozambique atau Perjuangan untuk Mozambik dan melibatkan turis Amerika di ibu kota Dili dalam diskusi tentang anti-kolonialisme.
Pada satu titik Ramos-Horta mengatakan bahwa jika Portugal tidak akan mengembangkan Timor Timur, Amerika Serikat harus mengambilnya.
Karena pernyataan itu dan aktivisme politiknya yang berkembang, Horta yang saat itu berusia 21 tahun diasingkan pada tahun 1970 ke Mozambik (saat itu Afrika Timur Portugis) selama dua tahun.
Seperti Timor Leste, saat itu Mozambik merupakan koloni Portugis.
Orang-orang yang dianggap sebagai pembuat onar banyak diasingkan ke Mozambik, ini juga memiliki sejarah yang panjang.
Sebagai kepemilikan Portugis yang paling dekat dengan Timor Leste, maka dari Mozambik-lah Portugis menarik sumber daya untuk operasinya di Timor Leste atau Timor Portugis, termasuk mengasingkan 'pembuat onar' Timor Leste ke negara Afrika itu.
Misalnya, untuk tanggapan Portugal terhadap pemberontakan tahun 1911-1912 yang dilancarkan oleh Donn Roaventura, pemimpin raja Manufahi yang telah mempersatukan hampir semua raja Timor untuk melawan Portugis.
Saat itu Portugal mengirim pasukan dari Mozambik untuk memadamkan pemberontakan dan beberapa pemimpin pemberontak kemudian diasingkan ke Afrika.
Demikian pula, pada tahun 1959, Portugal mengirim pasukan dari Mozambik untuk menumpas pemberontakan di wilayah tenggara kota Viqueque.
Selain pertimbangan logistik, pengiriman pasukan dari Mozambik juga merupakan bagian penting dari upaya Portugis untuk menabur permusuhan di antara orang-orang terjajah dengan memicu konflik di antara mereka.
Tetapi, pengasingan 'pembuat onar' Timor Leste ke Mozambik sendiri memainkan peran kunci dalam gerakan kemerdekaan Timor Leste di kemudian hari, seperti halnya Jose Ramos-Horta.
Setelah rezim diktator Portugal digulingkan pada tahun 1974, dekolonisasi berlangsung cepat di Afrika dan Timor Timur, didirikanlah Asosiasi Sosial Demokrat Timor (ASDT), yang kemudian berubah nama menjadi Fretilin. Jose Ramos-Horta merupakan salah satu pendirinya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR