Sementara Zhou En Lai menawarkan bantuan sebanyak 100.000 senjata ringan kepada Indonesia.
Setelah tiba di tanah air, tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).
Sementara keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima itu oleh ABRI diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi, Presiden Soekarno.
Tetapi, Angkatan Darat sendiri menolak pembentukan unsur baru pertahanan keamanan Indonesia tersebut.
Pada saat itu, Angkatan Darat dipimpin Letjen Ahmad Yani.
Umumnya, para jenderal dalam AD adalah golongan anti-komunis. Oleh sebab itu, mereka menentang pembentukan Angkatan Kelima.
Sementara bagi Yani, membentuk departemen Angkatan kelima tidak efisien, Yani secara tegas juga menyampaikan penolakannya atas usul Aidit.
Selain dianggap tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR