Saat itu, perubahan tersebut menimbulkan kritik di Indonesia dan Australia bahwa Fretilin adalah Marxis.
Selanjutnya, bendera Fretilin mengadopsi warna dan simbol yang mirip dengan perjuangan revolusioner Afrika lainnya yang berakar pada pemikiran sosialis.
Bendera Fretilin dan Frelimo menampilkan segitiga atau persegi panjang di sebelah tiga garis, dan kedua bendera menggunakan warna merah, putih, kuning dan hitam.
Setelah kemerdekaan, kedua pihak juga merancang bendera nasional mereka berdasarkan bendera partai mereka.
Begitulah Timor Leste dan Mozambik saling terkait, meski kemerdekaan Timor Leste sendiri sempat 'tertunda' dengan serangan pasukan Indonesia.
Setelah rezim diktator Portugal digulingkan pada tahun 1974, Indonesia menginvasi Bumi Lorosae dan menjadikan wilayah ini sebagai provinsi termuda.
Selama dua dekade berikutnya Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia.
Setelah invasi Indonesia, Mozambik kembali menjadi tempat penting tokoh-tokoh kemerdekaan Timor Leste, termasuk di antaranya Mari Alkatiri dan Francisco Gutteres, mantan perdana menteri dan Presiden Timor Leste saat ini.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR