Intisari-Online.com - Kasus virus corona di Indonesia sudah mulai menurun.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 2.234 kasus baru sejak Sabtu (18/9/2021) hingga Minggu (19/9/2021).
Sehingga total kasus virus corona di Indonesia mencapai 4.190.763 kasus.
Sementara ada 145 orang meninggal dunia akibat Covid-19 dan 6.186 pasien telah dinyatakan sembuh.
Walau begitu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memberi peringatan kepada Indonesia.
Dilansir dari kompas.com pada Senin (20/9/2021), Wiku mengatakan gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang berpotensi terjadi di Indonesia.
Ini karena sejumlah negara tengah menghadapi gelombang tersebut.
Perhitungannya, ada tiga gelombang pandemi dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama.
Lalu April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga.
Saat ini, Indonesia baru mengalami dua gelombang pandemi.
"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).
Begini penjelasan Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman terkait gelombang ketiga Covid-19 yang berpotensi terjadi di Indonesia.
Menurut Dicky, ada alasan besar mengapa Indonesia bisa menghadapi gelombang ketiga infeksi virus corona.
Sebab mayoritas masyarakat Indonesia belum mendapat vaksinasi. Akibatnya mereka belum mempunyai imunitas untuk melawan virus.
“Dalam artian imunitas itu dari vaksin, vaksinasi dosis penuh, apapun vaksinnya."
"Ini kan 80 persenan masyarakat masih rawan karena belum mendapat vaksin,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (18/9/2021).
Alasan lain, tidak hanya soal varian Delta, tapi varian Alpha dan varian lain juga rawan untuk kita.
Belum lagi varian-varian baru Covid-19 yang sangat rawan muncul di gelombang ketiga.
"Tdak ada negara yang meskipun vaksinasinya sudah lebih dari 60 persen bisa menghindari gelombang ketiga, sulit,” ujar dia.
Lalu kapan prediksi gelombang ketiga?
Jika negara lain sudah mulai mengalami gelombang ketiga pada bulan Agustus, maka Dicky memprediksi Indonesia mengalami di bulan Desember.
“Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember."
"Desember pun gelombangnya menurun juga, merendah, nggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” tutur dia.
Walau begitu, Dicky menilai gelombang ketiga tidak akan sebesar gelombang sebelumnya.
Kecuali jika muncul virus corona varian baru yang lebih berbahaya daripada varian Delta.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR