Beberapa menjelaskan orang tua anak-anak tersebut ditempatkan di karantina terpusat di fasilitas lain sebagai kontak erat dengan anak-anak yang terinfeksi itu.
"Pada dasarnya ini adalah strategi dari 'daripada membunuh ribuan orang karena kesalahan lebih baik biarkan satu orang pergi,'" ujar Jin Dongyan, virolog di University of Hong Kong.
"Anak-anak kecil tidak seharusnya perlu mengalami karantina ketat seperti itu. Ini adalah biaya sosial dari pendekatan nol toleransi."
Penanganan yang ketat itu telah diprotes sebelumnya, Juni kemarin ratusan penduduk di Foshan, provinsi Guangdong memprotes lockdown yang diperpanjang berminggu-minggu lamanya.
Rekam jejak protes dihapus dari internet, sementara di media sosial, mereka yang mengkritik dan mempertanyakan kebijakan nol Covid diserang secara online oleh nasionalis.
Namun banyak juga warga yang senang dengan pendekatan ini karena bisa hidup tanpa Covid-19.
"Keberhasilan pendekatan ketat ini sebagian dibangun karena rasa takut publik. Sangatlah tidak ideal," ujar Jin.
"Cara yang benar adalah memberitahu publik kenyataan bahwa perlu hidup berdampingan dengan virus, yang mana satu-satunya cara terus maju."
KOMENTAR