Dikisahkan, suasana pemakaman Santa Cruz berubah mencekam dan menjadi pertumpahan darah.
Aksi demo itu berujung rusuh ketika tiba-tiba datang rentetan tembakan. Pendemo di bagian belakang roboh, yang lain bubar, lari tunggang-langgang.
Dalam peristiwa itu, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste memperkirakan sedikitnya 271 orang tewas.
Pembantaian ini disaksikan dua jurnalis Amerika Serikat, Amy Goodman dan Allan Nairn. Juga Max Stahl, Wartawan asal Inggris, yang berhasil merekam peristiwa berdarah itu dan menjadi satu-satunya bukti video yang ada.
Rekaman itu membawa titik balik dalam sejarah Timor Lorosa'e, mengingatkan dunia akan kekejaman yang terjadi di sana.
Sehingga akhirnya Timor Leste mendapatkan dukungan internasional yang luas untuk perjuangan rakyat Timor; dan sampai pada penentuan nasib sendiri dengan dilaksanakan referendum.
Kisah bukti video yang direkam Stahl sendiri menjadi salah satu cerita legendaris dari tragedi Santa Cruz 1991.
Stahl sempat ditangkap, tetapi sebelumnya berhasil mengubur dua gulungan film di kuburan tersebut.
Terpaksa Melepaskan Tembakan
Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno saat itu menegaskan, ABRI terpaksa melepaskan tembakan terhadap massa dalam insiden di Dili 12 November, sebagai upaya membela diri.
"Bayangkan apa yang akan terjadi kalau sampai ada peleton yang dilucuti massa, dan senjatanya dibawa lari.
"Bagaimana memperolehnya kembali? Bukankah korban yang jatuh akan lebih banyak?" kata Sutrisno, dikutip Kompas.com dari Harian Kompas, 28 November 1991.
Dilaporkan, saat itu di kuburan Santa Cruz ada sekitar 2 ribu massa yang berkumpul.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR