Namun, hal itu menjadikannya masalahbaru, yaitu Lee membuat roti lebih cepat daripada yang biasa dia jual.
Agar sisa roti tidak basi dan hanya dibuang begitu saja, maka Lee menciptakan mesin lain untuk mengubahnya menjadi potongan kecil renyah yang bisa melapisi ikan atau salad, kita sekarang menyebutnya sebagai tepung roti.
Perangkat canggih pada masanya itu, menggunakan engkol tangan yang menarik roti melalui ‘seperangkat roda gigi, yang akan merobeknya menjadi potongan-potongan kecil, dan apa pun yang terlalu besar jatuh melalui lubang akan secara otomatis dibawa kembali ke atas melalui roda gigi’.
Lee mematenkan mesinnya masing-masing pada tahun 1894 dan 1895.
Perjalanan yang tidak mudah untuk mematenkannya, karena hanya sedikit pengacara yang pada waktu itu bersedia membantu klien kulit hitam dengan proses paten.
Dan ini sering kali mengakibatkan tersingkirnya penemu kulit hitam atau pencurian properti intelektual mereka.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR