Semua dengan dilihat secara berlebihan oleh pemerintahan Bush dan kemudian oleh pemerintahan AS selanjutnya, tentunya dengan antusiasme yang menurun.
Pengeluarannya bisa dibandingkan, walaupun lebih banyak di Irak.
Sekitar 2500 warga AS meninggal di Afghanistan, 4500 meninggal di Irak; kemudian tercatat kematian yang tak terhitung dari warga Afghanistan dan Irak dan kehancuran luas di dua negara; ratusan miliar Dollar dihabiskan untuk membangun kedua negara; latihan militer mahal di keduanya yang sama-sama gagal memproduksi pasukan yang efektif, dan kemudian reputasi AS yang dipertaruhkan di seluruh dunia.
Namun ada perbedaan yang mencolok semua mata, selama hampir kepemimpinan Bush, kekuatan pasukan di Afghanistan tidak pernah melebihi 20 ribu pasukan dan kebanyakan terlibat dalam pelatihan dan membangun sekolah.
Sementara itu Presiden Barack Obama merespon kekuatan Taliban dan kemunculan al-Qaeda lewat ISIS, meningkatkan pasukan lebih dari 100 ribu tapi kemudian menurunkan jumlahnya sampai 8000 pasukan ketika kampanye presiden 2016.
Dilanjutkan Donald Trump, pasukan di Afghanistan ternyata menurun hanya sampai 3000 pasukan saja.
Pasukan invasi AS di Irak sejumlah 125 ribu tentara dan melebihi 170 ribu di tahun 2007 untuk mempertahankan Baghdad melawan ISIS.
Biden mengakhiri campur tangan di Afghanistan, tapi tidak di Irak, di mana Trump meninggalkan 2500 tentara.
KOMENTAR