Terlepas dari hal itu, sebuah perusahaan milik negara yang dikelola secara terpusat dan mengkhususkan diri dalam proyek-proyek infrastruktur turnkey, yaitu China Communications Construction Co Ltd, akan mengubah dirinya menjadi pembangun rantai industri di negara-negara yang tergabung dalam Belt and Road Initiative.
Hal itu dilakukan selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), menurut seorang eksekutif seniornya pada Chinadaily.
Perusahaan tersebut yakin bisa memanfaatkan peluang perumbuhan baru yang direncanakan oleh banyak negara untuk membangun zona pengembangan ekonomi.
Termasuk jalur pelayaran regional dan pusat layanan, meningkatkan urbanisasi dan memodernisasi ekonomi untuk skala dan pertumbuhan yang berkelanjutan, jelas Sun Ziyu, wakil presiden kelompok yang bermarkas di Beijing.
Negara-negara tersebut telah melihat pembangunan infrastruktur selama bertahun-tahun di bawah kerangka kerja BRI, jelasnya lagi.
Pengetahuan dan pengalaman mereka telah diperoleh dari proyek-proyek tersebut ke bisnis mereka di Sri Lanka, Pakistan, dan Serbia.
Banyak zona ekonomi khusus di luar negeri, terutama di Asia Tenggara, Afrika, dan Timur Tengah, yang menghadapi masalah karena mereka hanya meniru pengalaman dan model dari China dan ekonomi maju.
Bukanlah hal yang benar untuk dilakukan karena sebenarnya hanya perlu menyesuaikan kebijakan dengan kebutuhan dan situasi lokal.
CCCC memiliki lebih dari 60 anak perusahaan, termasuk Shanghai Zhenhua Port Machinery Co, atau ZPMC, salah satu produsen mesin pelabuhan terbesar di dunia berdasarkan pangsa pasar, dan China Road and Bridge Corp, spesialis proyek infrastruktur.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR