Intisari-Online.com - Kasus nakes suntik vaksin kosong viral di Indonesia.
EO, nama nakes suntik vaksin kosong itu, mengaku menyesal dan meminta maaf.
Sambil menangis, EO mengaku di hari kejadian, ia telah menyuntik vaksin kepada 559 orang.
Oleh karenanya dia menjadi lalai dan menyutik salah seorang warga dengan vaksin yang kosong atau tidak diisi vaksin Covid-19.
EO mengakui perbuatannya tersebut murni atas kelalaiannya tanpa ada niat tertentu.
Pada akhirnya, meski sempat ditetepkan sebagai tersangka, akhirnya pelapor mencabut tuntutannya.
Pelapor berinisial BLP dan tersangka EO sepakat berdamai terkait dugaan kasus vaksin kosong.
Jika kasus vaksin kosong itu berakhir damai, maka kejadian di negara maju ini sungguh keterlaluan.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Kamis (12/8/2021), seorang Perawat Palang Merah di Jerman diduga menyuntikkan hingga 8.600 orang dengan suntikan vaksin palsu.
Para korban adalah ribuan pasien lanjut usia di Jerman utara pada awal musim semi
Menurut penyelidikan polisi, seorang perawat yang diduga anti-vaksin telah menyuntikkan ribuan orang dengan larutan garam alih-alih vaksin Covid-19.
Setelah kasus ini viral, ribuan orang yang telah menerima suntikan pertama mereka di pusat vaksinasi di Friesland - sebuah distrik pedesaan dekat pantai Laut Utara - memaksa untuk mendapatkan suntikan lagi dari vaksin Covid-19 setelah membuat penemuan.
Polisi mengatakan tersangka yang tidak disebutkan namanya telah menyampaikan pandangan skeptisnya tentang vaksin Covid-19 dan mengunggahnya ke media sosial.
Tetapi motifnya tidak jelas.
Walaupun larutan garam tidak berbahaya, mereka khawatir pada mereka yang telah divaksinasi di Jerman pada bulan Maret dan April.
Sebab sebagian besar dari mereka adalah lansia yang berisiko tinggi terkena virus corona dengan gejala berat.
Hingga saat ini, polisi masi dimintai keterangannya.
Namun tidak jelas apakah tersangka telah ditangkap atau didakwa dalam kasus tersebut.
Tapi kasus vaksin palsu itu telah diserahkan ke unit khusus yang menyelidiki kejahatan bermotif politik.
Polisi setempat juga menolak berkomentar di luar jam kerja normal.
Di Jerman, sekitar 55 persen orang telah divaksinasi penuh. Tetapi laju vaksinasi telah melambat.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR