Dalam penelitian baru, Burger dan rekan penulisnya, menemukan bahwa sisa-sisa manusia yang ditemukan di situs tersebut menunjukkan bahwa Machu Piccu dihuni lebih dari 20 tahun lebih awal dari perkiraan.
Machu Picchu terletak di tempat yang tinggi di Andes, pada ketinggian hampir 2.430 meter di punggung gunung di pegunungan Cordillera Timur Peru.
Tempat itu ditinggalkan pada tahun 1530-an setelah invasi Spanyol, kemudian menjadi populer di barat sebagai ‘Kota Inca yang hilang’, meskipun lokasinya tidak pernah diketahui oleh penduduk setempat.
Hiram Bingham dari Universitas Yale memimpin ekspedisi ke situs tersebut pada tahun 1911 dan 1912.
Kemudian situs tersebut menjadi terkenal di dunia dalam beberapa dekade berikutnya sebagai ikon peradaban Inca.
Menurut para arkeolog, Marchu Picchu dibangun sebagai perkebunan untuk kaisar Pachacuti, seorang penguasa turun-temurun yang lahir di Cuzco, ibu kota Inca yang sekarang disebut Peru tenggara.
Berdasarkan dokumen Spanyol yang ditulis setelah penaklukan, benteng ikonik tersebut dibangun sekitar tahun 1438, setelah Pachacuti naik ke tampuk kekuasaan dan mulai memperluas kekaisaran ke wilayah sekitarnya.
Burger dan rekan timnya kemudian memeriksa sisa-sisa 26 orang yang diyakini sebagai pelayan, yang ditemukan ekspedisi Bingham di tiga kuburan di Machu Piccu itu untuk menentukan kapan sebenarnya Machu Picchu dibangun.
Dengan analisis baru mengukur rasi versi tertentu, atau isotop, karbon dalam tulang, serta menggunakan teknik sensitif yaitu spektrometri massa akselerator (AMS).
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR