Seiring dengan munculnya segala puja-puji, khususnya dari para pejabat dan tokoh negara, Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia Hamid Awaludin malah mempertanyakannya.
Dalam tulisannya di Kompas.com yang berjudul "Akidi Tio, Rp 2 Triliun, dan Pelecehan Akal Sehat Para Pejabat", menyebut bahwa para pejabat kita belum belajar dari masa lalu.
Hamid mengingatkan akan adanya seseorang (yang tidak disebutkan namanya) yang pernah menggembar-gemborkan akan membangun rumah untuk korban bencana alam di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
Sosok yang bahkan sudah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra dari pemerintah tersebut pada akhirnya tidak pernah merealisasikan janjinya.
"Hingga kini, sekian tahun kemudian, semua deklarasi itu, adalah hampa belaka," demikian tulis Hamid.
Belum lagi skandal Raja Idris dan Ratu Markonah yang mengaku sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam di Jambi yang mengklaim membantu saat operasi pembebasan Irian Barat.
Nyatanya, Idris hanyalah seorang tukang becak sementara Markonah hanya seorang pelacur kelas bawah di Tegal, Jawa Tengah.
"Para pejabat terkibuli secara sistematis, yang sekaligus berarti, dua orang telah melecehkan daya nalar pejabat kita ketika itu," tulis Hamid.
KOMENTAR