Tulisan tersebut bertujuan meluruskan sejarah detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan RI, ketika Bung Karno, Bung Hatta, dan Ibu Fatmawati bersama Guntur yang saat itu baru berusia sekitar tiga bulan, dibawa ke Rengasdengklok.
Kisah perjalanan yang acap kali disebut sebagai "penculikan" itu sudah banyak diungkapkan dengan banyak versi.
Sebagai salah seorang pelaku yang mengalami langsung peristiwa tersebut, untuk pertama kalinya Bung Hatta menuangkan pengalamannya secara tertulis dan sekaligus memberikan analisisnya tentang kegagalan skenario proklamasi Indonesia Merdeka yang direncanakan para pemuda.
Ketika menyusun tulisan tersebut, tentu saja ingatan Bung Hatta masih sangat segar.
Peristiwa yang dialami, baru enam tahun berlalu.
Baca Juga: Fakta Tak Terungkap, Indonesia Hampir Saja Gagal Memproklamasikan Kemerdekaan
Sebuah versi
Tulisan itu terutama sekali menyoroti halaman 90 buku karangan Muhammad Dimyati yang dijadikan acuan tulisan tersebut tentang bagaimana Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok.
Satu dari banyak versi kisah "penculikan" yang termuat dalam buku itu antara lain mengungkapkan:
"Pada tanggal 16 Agustus djam 4.30 pagi berangkatlah Bung Karno-Hatta keluar dari kota Djakarta, dengan mobil, diantarkan oleh Sukarni dan 3 Kunto menudju ke tangsi Rengasdengklok, karena dikuatirkan kedua pemimpin itu akan diperalatkan oleh Djepang kalau tetap tinggal dirumahnja.
Tangsi Peta Rengasdengklok pada waktu itu sudah dikuasai oleh pemuda-pemuda Indonesia jang akan memberontak kepada Djepang.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR