Sumpah Pemuda terjadi ketika para wakil pemuda dari berbagai latar belakang ideologi politik, ras, suku dan agama mengucap janji Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, yakni Indonesia.
Ada 13 tokoh penting dalam pembacaan teks sumpah pemuda ini.
Mereka adalah Seonario, J. Leimena, Soegondo Djojopoespito, Djoko Marsaid, M.Yamin, Amir Syarifuddin Harahap, W.R. Supratman, S. Mangoensarkoro, Kartosoewirjo, Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, A.K. Gani, dan Sie Kong Liong.
Siapa sangka, suatu hari setelah peristiwa Sumpah Pemuda, beberapa dari mereka terpaksa dieksekusi karena pemberontakan yang mereka pimpin.
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dilahirkan di Cepu, Blora, Jawa Tengah pada 7 Januari 1905.
Ia merupakan salah satu anak dari dari 7 anak Kartodikromo, seorang lurah di Cepu.
Ia mempunyai adik yang berapaham Marxisme bernama Marco Kartodikromo, seorang penulis anti-Belanda.
Di tahun 1901, Pemerintah Belanda menerapkan politik etis atau politik balas budi, di mana banyak sekolah modern yang dibukan untuk penduduk pribumi.
Kartosoewirjo adalah salah seorang diantaranya yang berkesempatan mengenyam pendidikan modern ini.
Ia mengenyam pendidikan hingga melanjutkan studi ke tingkat Perguruan Tinggi, yakni Sekolah Ilmu Kedokteran Nederlands Indische Artsen School.
Saat itu ia mulai terlibat dalam diskusi-diskusi dan gerakan-gerakan politik kebangsaan, terutama saat dirinya tergabung dalam organisasi Syarikat Islam yang dipimpin oleh H. O. S. Tjokroaminoto.
Dalam organisasi tersebut, Bung Karno juga turut serta, menjadikan kedua tokoh ini dikenal sebagai sahabat dekat.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR