Setelah ketua Partai Liberal, Hatoyama Ichiro, dilarang oleh Sekutu dari partisipasi dalam politik, Yoshida mengambil kendali partai dan berhasil menjadi perdana menteri pada 22 Mei 1946.
Meskipun pemimpin Sosialis Katayama Tetsu mampu membentuk Kabinet pada tahun 1947 dan 1948, dan Ashida Hitoshi yang berhaluan kiri menjabat untuk sementara waktu pada tahun 1948, Yoshida menjabat sebagai perdana menteri untuk sebagian besar periode antara tahun 1946 dan 1954, membentuk lima kabinet terpisah.
Setelah membangun pengikut pribadi yang besar, dia mampu memerintah hampir secara otokratis.
Yoshida memberikan stabilitas di Jepang dalam periode pemulihan kritis ini.
Dia membimbing negaranya kembali ke kemakmuran ekonomi, menetapkan jalan untuk kerjasama pascaperang dengan Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Untuk memulihkan Jepang yang hancur pasca-perang baik dari segi ekonomi dan infrastruktur, dia menjalin hubungan dengan negara-negara Barat.
Jepang mulai menerapkan pasar bebas, perusahaan besar yang hancur seperti Toyota mendapat pinjaman untuk pemulihan.
Pada tahun 1951 dia merundingkan perjanjian damai yang mengakhiri Perang Dunia II, serta pakta keamanan antara Jepang dan Amerika Serikat.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR