Intisari-Online.com - Bagaimana jika Anda digigit ular berbisa?
Tentu saja kalau bisa kita tidak mau digigit ular berbisa. Namun bagaimana jika sudah terjadi?
Mungkin sebagian besar dari kita langsung takut mati.
Apalagi jika digigit ular berbisa ketika sedang sendirian di hutan, tambang, atau sawah.
Duh, tentu tambah bikin panik bukan?
Namun tahukah Anda meskipun terdengar mengerikan, banyak orang yang salah kaprah tentang penanganan gigitan ular berbisa.
Lalu bagaimana cara penanganan gigitan ular berbisa?
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (28/7/2021), pakar gigitan ular dan toksikologi DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM, akan coba menjelaskannya.
Umumnya ada dua cara penanganan gigitan ular berbisa yang sering dilakukan.
Pertama, mengikat daerah di sekitar area gigitan ular.
Anda bisa menggunakan apapun. Mulai dari ikat pinggang, baju digulung, tali, atau benda lainnya.
Tujuannya agar menghentikan pergerakan bisa ular agar tak menyebar ke seluruh tubuh.
Kedua, Anda bisa mencoba membuat sayatan di dearah gigitan.
Memang terdengar cukup ngeri, tapi itu bertujuan mengeluarkan darah. Serta menghindari penyebaran bisa ular.
Hanya saja menurut Tri, dua cara umum di atas justru salah besar. Bahkan tidak membantu sama sekali!
Buruknya, bisa ular malah akan tetap menyebar ke bagian tubuh lainnya.
“Kalau diikat hanya membuat kondisi seolah-olah bisa ular berhenti."
"Padahal yang diikat adalah pembuluh darah. Malahan akibatnya pembekuan darah hingga amputasi,” kata Tri.
Nah, Tri menyampaikan ada cara mudah yang bisa Anda lakukan.
Yaitu korban hanya perlu berbaring setelah dilakukannya imobilisasi. Sebab jika Anda berlari, bisa ular akan menyebar ke seluruh tubuh.
Cara imobilisasi sangat sederhana.
Cukup himpit anggota tubuh yang digigit ular dengan kayu, bambu, atau kardus layaknya orang patah tulang.
“Betul-betul tidak bergerak. Sehingga bisa ular hanya ada di tempat gigitan, tidak menyebar ke seluruh tubuh,” kata Tri.
Setelah diimobilisasi, bisa ular tetap berada di bagian tubuh Anda tergigit.
Tanpa penyebaran secara sistemik, tingkat keselamatan nyawa korbanmasih terbilang tinggi.
Tak sampai disitu. Jika bisa racun hanya berada pada daerah lokal, metabolisme tubuh bisa mengeluarkan racun dengan sendirinya.
“Menurut buku panduan Badan Kesehatan Dunia (WHO), kalau ada di fase lokal, (bisa) keluar dengan sendirinya. Minimal observasi 24-48 jam."
"Jadi, kalau tergigit dan hanya sendiri, nggak bisa kemana-mana, dalam 2-3 hari sudah keluar (racunnya),” ucap Tri.
Setelah melakukan observasi, maka Anda perlu memastikan apakah racun telan keluar dari tubuh Anda.
Caranya bisa melihat gejala yang terjadi pada Anda. Misalnya berupa rasa kantuk, mata tak bisa dibuka, sesak napas, dan kelumpuhan pita suara.
“Kalau semua gejala itu tidak ada, berarti kondisinya sudah mengalami perbaikan."
Tapi jika Anda ingin memastikannya, silahkan cek diri Anda ke rumah sakit.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR