Blok East Natuna
Ladang gas ini merupakan ladang gas terbesar di Indonesia dengan cadangan mencapai 49,87 TCF.
Namun sampai sekarang belum disentuh padahal sudah ditemukan sejak 1973 silam.
Mengutip Kontan.co.id, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Hadi Ismoyo menyebut potensi di East Natuna sebenarnya mencapai 222 TCF.
East Natuna atau Natuna D-Alpha belum digarap sampai sekarang adalah karena kandungan karbon dioksida yang mencapai 71% menyebabkan biaya produksi membengkak.
"Kunci pengembangan sumber daya ada dua hal yakni staging development dan konversi kandungan CO2 menjadi petrokimia serta utilisasi untuk Enchanced Oil Recovery (EOR)," kata Hadi kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11/2020).
Biasanya kandungan karbon dioksida maksimum pada blok migas hanyalah 35%.
East Natuna ditemukan oleh perusahaan migas Italia, dan kemudian direncanakan digarap bersama dengan Pertamina.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR