Pada tahun 1943, keluarga menerima kotak berisi batu tetapi tidak ada informasi tentang di mana prajurit itu kehilangan nyawanya.
Sebaliknya, mereka bersikeras bahwa semua prajurit yang mati akan dihormati sebagai dewa di Kuil Yasukuni.
Pihak berwenang Jepang tidak menganggap penting mengidentifikasi sisa-sisa individu.
Pada tahun-tahun pascaperang, keluarga masih menerima sedikit atau tidak sama sekali informasi tentang kematian kerabat mereka atau di mana jenazah dikuburkan.
Pada tahun 1952, Jepang mulai mengirimkan misi untuk mencoba dan memulihkan sisa-sisa, tetapi upaya mereka digagalkan di banyak negara Asia karena agresi yang mereka alami di tangan Jepang selama tahun-tahun perang.
Sebagian besar sisa-sisa yang dikumpulkan tidak lagi teridentifikasi dan tidak pernah dikembalikan ke kerabat mereka.
Pada tahun 1962, kementerian kesejahteraan telah mengumpulkan sekitar 10.000 korban perang.
Pada titik ini, mereka mencoba untuk menutup proyek untuk mengumpulkan sisa-sisa tetapi dipaksa untuk melanjutkan setelah permintaan berulang-ulang oleh keluarga yang ditinggalkan dan veteran perang.
Hingga saat ini, diperkirakan sekitar 340.000 set jenazah telah ditemukan, dan sebagian besar disimpan di Pemakaman Nasional Prajurit Tak Dikenal Chidorigafuchi di Tokyo.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR