Kedua pemuda itu atas nama kawan-kawannya mendesak agar segera diadakan proklamasi kemerdekaan.
Bung Karno menjawab, beliau punya kawan, karena itu sebelum bertindak sesuatu perlu konsultasi lebih dulu dengan mereka.
"Kalau tak percaya gorok saja leher saya."
Kemudian datang tokoh-tokoh lain: Bung Hatta, Mr. Subardjo, Dr. Samsi, Mr. Iwa Kusumasumantri, Dr. Buntaran.
Antara Soekarno-Hatta dan golongan Pemuda tidak ada perbedaan prinsip tentang kemerdekaan Indonesia, hanya berbeda dalam memilih cara.
"Juga di dalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Di zaman Jepang, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap percaya kepada kekuatan kita sendiri."
Demikian amanat Bung Karno mendahului pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, menurut almarhum Prof. Mr. Moh.Yamin dalam bukunya "Dari Proklatnasi Sampai Resopim".
Ada perbedaan pendapat antara golongan Soekarno-Hatta dan golongan Pemuda pada masa itu tentang unsur Jepang.
Golongan Pemuda tak mau tahu Jepang.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR