Lalu Sohail Pardis, nama mantan penerjemah lokal militer AS itu, mendadak diserang di luar Kabul.
Tak lama dia dilaporkan dipenggal oleh gerilyawan Taliban.
Berita pembunuhan brutalnya langsung telah memicu ketakutan baru di antara para penerjemah, yang takut akan serangan ketika tentara koalisi Barat mundur dari Afghanistan.
Mengutip anggota keluarga almarhum, outlet berita menyatakan bahwa dia ditembak dan diseret dari kendaraannya ketika mencoba melarikan diri dari penghalang jalan Taliban di sebuah jalan di Khost.
Saksi-saksi tragedi dilaporkan mengatakan kepada Bulan Sabit Merah bahwa para pejuang Taliban menembak mobilnya sebelum berbelok dan berhenti.
Pardis lalu ditarik dari mobilnya dan dipukuli, ditembak, lalu dipenggal.
Menurut laporan itu, Pardis yang berusia 30 tahun telah memberi tahu temannya hanya beberapa hari sebelumnya bahwa dia menerima ancaman pembunuhan dari Taliban.
Itu setelah mereka mengetahui bahwa dia telah membantu Angkatan Darat AS selama kampanye mereka di negara itu.
"Mereka mengatakan kepadanya bahwa Anda adalah mata-mata untuk Amerika."
"Anda adalah mata Amerika dan Anda kafir, dan kami akan membunuh Anda dan keluarga Anda," kata teman dan rekan kerjanya dikutip dalam laporan tersebut.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR