Sistem ini bekerja dengan baik selama permusuhan dengan Hamas pada tahun 2012 dan terus melayani negara dalam konflik tahun 2014 dan terus meningkat sejak saat itu.
Sistem ini sekarang dapat menghadapi berbagai jenis ancaman, dari amunisi jarak sangat pendek hingga amunisi berpemandu presisi, drone, dan rudal jelajah.
Ini relevan karena Iran, musuh Israel, telah menggunakan drone dan rudal jelajah dalam serangan.
Sistem ini juga relevan secara global karena meningkatnya ancaman dari drone dan roket jarak pendek.
Faktanya, Amerika telah memperoleh dua Iron Dome dari Israel karena ancaman yang dihadapi pasukan AS seperti ancaman roket di tempat-tempat seperti Irak.
Dalam wawancara dengan The National Interest, wakil presiden eksekutif Rafael Pini Yungman membahas pentingnya sistem tersebut.
Yungman bertugas di IDF Israel sebagai penjaga udara selama beberapa dekade.
Dia terlibat dengan aspek kunci hubungan Israel dengan tentara AS dan kemudian dengan David's Slingproyek yang mengembangkan pencegat untuk ancaman jarak menengah.
Kebutuhan Iron Dome diperjelas oleh pengalaman Israel dalam Perang Lebanon Kedua pada tahun 2006 ketika roket yang ditembakkan oleh Hizbullah menghujani negara itu.
Jelas diperlukan sistem untuk menghentikan roket jarak pendek, jenis yang menempuh jarak sekitar 70 km.
Yungman mengatakan bahwa dua puluh empat industri bersaing dan Menteri Pertahanan memilih Iron Dome karena "kami datang dengan solusi, solusi berbeda dan canggih yang harganya murah".
Penting untuk dipahami bahwa pada saat itu Israel sangat rentan terhadap jenis ancaman oleh Hizbullah.
Ada banyak tekanan saat itu.
Pada Agustus 2019, Kementerian Pertahanan Israel dan Departemen Pertahanan AS menandatangani perjanjian pembelian dua Iron Dome untuk Angkatan Darat AS.
Rafael terus mengembangkan bentuk baru Iron Dome.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR