Mereka menggunakan representasi Alam yang lebih tinggi, seperti Matahari atau Bulan, dalam kaitannya dengan Tuhan.
Sebutan ini berasal dari pengalaman keagamaan mereka tentang manifestasi ilahi di zaman kuno.
Semua ritual mengungkapkan gagasan tentang Yang Sakral (Lulik) yang tidak dapat dikonseptualisasikan.
Pinto Correia juga menyebut Maromak sebagai Dewa Tertinggi dalam bukunya “Gentio de Timor” dan menyoroti arti kata Maromak sebagai “Kejelasan” atau sebagai Cahaya.
Di titik lain dia salah memahami representasi benda-benda suci.
Tidak benar jika dikatakan bahwa masyarakat adat Timor memuja berhala, dan kedengarannya bertentangan dengan penegasannya tentang Maromak (Dewa/Kejernihan/Cahaya).
Eskatologi Timor sebenarnya menarik dan menegaskan keyakinan monoteistik.
Jose Bernardino Rodrigues menggarisbawahi dalam bukunya “O Rei de Nári” bahwa masyarakat adat Timor percaya adanya surga dan neraka.
Jika kita melihat prasejarahnya kita harus mengakui bahwa Timor Leste tidak terisolasi dari dunia luar.
Pengaruh orang Melanesia, Polinesia dan Melayu masih sangat jelas.
Mereka juga mengakui bahwa Maromak adalah asal dan akhir dari segala sesuatu.
Ada mitos tentang penciptaan yang mengungkapkan sesuatu yang persis sama seperti yang ditulis Jose Bernardino Rodrigues dalam bukunya “O Rei de Nári”.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR