Akan tetapi salah satu petugas dinas itu disebut memberi tawaran paket kremasi senilai Rp48,8 juta.
Tawaran petugas dinas itu langsung membuat Martin terkejut.
Pasalnya, enam minggu sebelumnya, kakak Martin meninggal dunia dan biaya kremasi tak sampai Rp10 juta.
Bahkan dua minggu setelahnya, besan dari kakak Martin dan anak perempuannya juga meninggal dunia akibat Covid-19.
Saat itu biaya yang dikeluarkan sebesar Rp24 juta per orang.
Martin bukan satu-satunya korban. Kenalan Martin juga diberikan penawaran serupa dengan tarif Rp45 juta.
Tentu saja mereka menolaknya.
Alih-alih memakai tawaran kremasi itu, Martin mendapatkan lokasi kremasi di Cirebon.
Tarifnya hanya Rp 2,5 juta dan beberapa ratus ribu rupiah untuk biaya tambahan.
"Betapa nyamannya kartel ini 'merampok' keluarga yang berduka."
"Karena biaya peti dan biaya mobil jenazah (satu mobil dua jenazah) harusnya tidak sampai Rp10 juta," kata Martin dalam pesan tersebut.
Beberapa hari setelahnya, kenalan Martin lainnya dipatok tarif sebesar Rp80 juta untuk kremasi.
Hanya saja Rumah Duka Abadi di Jakarta Barat membantah telah menetapkan tarif kremasi jenazah sebesar Rp45 juta.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR