Penjara yang dibangun pada 1889 tersebut dulunya digunakan untuk menampung baik penjahat biasa maupun tahanan politik.
Selain itu, tempat iru juga berfungsi sebagai markas administrasi dan bea cukai untuk administrasi kolonial Portugis.
Tahanan Ai Pelo termasuk warga sipil yang menolak melakukan kerja paksa atau membayar pajak.
Gubernur Jose Celestino da Silva (menjabat 1894–1908) memerintahkan agar beberapa Liurai Timor dikirim ke Ai Pelo.
Di antara tahanan lain yang ditahan adalah orang Portugis yang dideportasi Manuel Viegas Carrascalao , yang kemudian dibebaskan karena berperilaku baik.
Tahanan ditempatkan di bawah tanah, terendam sampai lutut di air asin dari laut terdekat.
Penganiayaan dikatakan telah menjadi praktik umum, dan termasuk mencampur pecahan kaca dengan makanan narapidana.
Selama Perang Dunia II, bom Australia dan Jepang jatuh di bangunan penjara tersebut.
(*)
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR