Mereka melanjutkan ke universitas bergengsi, seperti Yale, Harvard dan Massacusetts Institute of Technology.
Selain rajin belajar, mereka berperan aktif dalam berbagai kegiatan olahraga dan sering terlihat di lapangan basket, lapangan sepak bola, dan lapangan bisbol.
Salah satu siswa ini, Mun Yew Chung, menjabat sebagai kru dayung Universitas Yale yang mengalahkan Harvard selama dua tahun berturut-turut, pada tahun 1880 dan 1881.
Setelah lama mengejar kebijakan menghindari kontak dengan negara lain, pemerintah Qing abad ke-19 hampir tidak tahu apa-apa tentang dunia barat.
Ketika Perang Candu pecah antara Cina dan Inggris pada tahun 1840, pemerintah bahkan tidak mengetahui lokasi geografis yang tepat dari pulau musuhnya itu.
Kaisar Daoguang dilaporkan bertanya kepada menteri tentang arah ke Inggris, ingin tahu apakah berbatasan dengan Rusia: Cina berpikir bahwa orang Inggris dan Rusia terlihat sangat mirip dan bisa jadi kemungkinan demikian.
Ketika kekuatan-kekuatan besar dunia meningkatkan kontak, China mau tidak mau terseret ke dalam urusan internasional.
Pemerintahnya sangat perlu mengembangkan kecakapan dalam bahasa asing untuk memahami situasi asing dan untuk menguasai pengetahuan ilmiah dan teknologi dari negara-negara tersebut.
Oleh karena itu, pada akhir September 1871, pemerintah Qing membuat rencana terperinci untuk memilih pemuda sebagai siswa misi pendidikan dan mengirim mereka ke AS.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR