Ia juga mengungkapkan bahwa gejala-gejala seperti batuk dan kehilangan penciuman, kini lebih jarang terjadi pada orang yang terinfeksi varian delta.
Sementara, profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins University Dr Bhakti Hansoti, seperti diberitakan Kompas.com, menyebutkan beberapa gejala terinfeksi virus corona varian Delta, sebagai berikut:
Mantan komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Dr Scott Gottlieb mengatakan bahwa varian delta kemungkinan akan menjadi strain dominan di AS dan dapat meningkatkan epidemi baru selama musim gugur.
Sementara itu, di Inggris, kasus Covid-19 varian delta melonjak terutama di kalangan anak muda, khususnya yang tidak divaksinasi, sehingga menyebabkan peningkatan rawat inap pada kelompok tersebut.
Penyebaran varian delta juga mendorong pemerintah Inggris untuk menunda pelonggaran pembatasan Covid-19.
Di Indonesia, virus corona varian Delta telah menyebar di Kudus, Jawa Tengah, dan mendominasi penularan virus corona di daerah itu, selain juga ditemukan di daerah lainnya.
(*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR