Intisari-Online.com - Video yang menunjukkan para pasien Covid-19 mengantre di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran beredar di media sosial.
Suasana Wisma Atlet seperti yang diunggah akun instagram @merekamjakarta tersebut kemudian dibenarkan oleh Komandan Lapangan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin.
Hal itu disampaikannya saat dikonfirmasi Tribun, Selasa (15/6/2021). Letkol Arifin juga menjelaskan bahwa banyaknya pasien positif Covid-19 datang dari sekitar wilayah DKI Jakarta, di mana mereka merupakan pasien yang dikirim oleh puskesmas.
"Video yang beredar di UGD kita (RSDC) itu memang benar, faktanya seperti itu. Jadi pasien memang banyak.
"Faktanya memang puskesmas-puskesmas DKI Raya mengirim," katanya.
Dikatakan Arifin, video berdurasi 9 detik tersebut menunjukan ada peningkatan kasus Covid-19 khususnya di DKI Raya usai libur Lebaran.
Sementara ketersediaan tempat tidur di RSDC kian menipis dengan banyaknya pasien yang masuk sejak 18 Mei.
"Jadi sudah kita bagi 3 triase tempat masuk termasuk tower 5 tower 4 tower 6, namun ya seperti itu kondisinya. Hal ini memang disebabkan hulu mengalir ke hilir. Hulu belum bisa dikendalikan sehingga hilir hanya menerima. Itu yang terjadi faktanya saat ini. Kita yang jelas sudah lampu kuning lah menjelang merah," terangnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengungkapkan bahwa situasi Ibu Kota sedang memasuki fase genting penyebaran Covid-19.
"Jakarta memasuki fase yang amat genting," ujar Anies di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (13/6/2021), dikutip Kompas.com.
Saat itu, Anies mengingatkan warga Ibu Kota untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Ia juga mengimbau warga untuk membatasi aktivitas di luar rumah.
Menurutnya, jika tidak dilakukan tindakan, maka akan berpotensi terjadinya kondsi yang sulit dengan membludaknya pasien di fasilitas kesehatan.
"Bila kita tidak melakukan tindakan, maka kita berpotensi menghadapi kesulitan karena fasilitas kesehatan mungkin akan menghadapi jumlah yang tak terkendali apabila pasien, apabila orang yang harus ditangani meningkat secara drastis," katanya saat itu.
Sementara itu, melansir Kompas.com, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan adanya penambahan 1.502 kasus baru.
Sehingga kasus aktif Covid-19 di Jakarta sampai kemarin, tercatat mencapai 19.244 pasien.
Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan data pada 6 Juni yang berjumlah 11.500 orang.
Korban meninggal dunia bertambah 25 orang pada Selasa kemarin. Secara total kini tercatat 7.634 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Jakarta.
Bukan hanya Wisma Atlet, rumah sakit lain di Jakarta juga kewalahan menghadapi membludaknya pasien Covid-19.
Rumah Sakit Islam Jakarta penuh, bahkan terpaksa menolak pasien baru Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan dokter Jack Pradono, salah satu dokter yang bekerja di RS Islam Jakarta.
Lewat unggahan di akun Instagramnya @drjackpradono, dokter Jack mengingatkan masyarakat bahwa kasus Covid-19 di Ibu Kota saat ini kembali mengalami lonjakan.
"DI @rsijcempakaputih mulai tadi malam, Kami menolak pasien CoVid-19 baru karena tempat penuh, baik di paviliun isolasi maupun di ICU," tulis Jack di akun Instagramnya pada Minggu (13/6/2021).
Saat itu, Jack mengatakan, pihaknya sedang melakukan konversi beberapa paviliun untuk menjadi paviliun Covid-19, namun butuh 2-3 hari paling cepat.
Selain persiapan ruangan, pihak RS juga butuh menambah relawan tenaga kesehatan.
Menyikapi lonjakan pasien di RS Wisma Atlet dan sejumlah RS rujukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya menambah tempat isolasi pasien Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengungkapkan, Pemprov DKI akan mengoperasikan kembali Wisma Ragunan dan Wisma Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai tempat isolasi terkendali bagi pasien Covid-19.
"Sudah pernah dipakai, jadi kemarin kan kosong. Nah, sekarang dengan penuhnya Wisma Atlet, kami buka kembali," ujar Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/6/2021).
Widyastuti mengatakan, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, sebagai tempat isolasi terkendali pasien Covid-19.
(*)