Seorang penumpang menggambarkannya sebagai ‘pelayaran liburan menuju kebebasan’.
Kapten kapal itu adalah seorang pria bernama Gustav Schröder, yang menentang Nazi dan pernah menjadi editor Elbinger Volksstimee (Suara Rakyat Elbing), sebuah surat kabar yang mendukung Partai Sosial Demokrat Independen.
Semua penumpang telah memperoleh visa dan membayar biaya yang diperlukan untuk memasuki Kuba.
Namun, ketika mereka berlabuh di Havana, mereka baru tahu bahwa Kuba telah mengubah undang-undang imigrasi awal bulan itu dan membatalkan semua visa orang-orang Yahudi itu.
Kapal St. Louis akan tetap bersandar di pelabuhan selama lima hari, memohon bantuan.
Namun, pemerintah Kuba menolak untuk mengalah.
Presiden Federico Laredo Brú sendiri menolak untuk mengizinkan sebagian besar orang mendarat, meskipun tokoh-tokoh terkemuka di pemerintah Amerika Serikat memerintahkan atas nama para pengungsi.
Satu-satunya pengecualian adalah 22 orang Yahudi dengan Visa AS (Hubungan Kuba – AS hangat pada saat itu), empat warga negara Spanyol, dua warga negara Kuba yang kembali, dan satu pada menit terakhir yang membutuhkan perawatan medis setelah mencoba bunuh diri.
Sisanya 907 penumpang harus terus berusaha, meski tidak memiliki izin untuk mendarat di mana pun.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR