Selama waktu ini, “kami dikunci, diisolasi. Itu kebijakan (mantan presiden Indonesia) Soeharto saat itu. Dia ingin mengisolasi Timor.”
Berliku menggambarkan perasaan “ditinggalkan” oleh seluruh dunia dan mencari perlindungan pada musik yang merupakan cara untuk menyampaikan berita perjuangan Timor kepada dunia.
Pada tahun 1990, Berliku ditangkap oleh pasukan Indonesia dan dipenjarakan di sebuah pulau terpencil dan hanya bisa melihat saat negaranya memilih kemerdekaan pada tahun 1999.
Dia akan kembali ke Timor Leste pada tahun 2008, hampir satu dekade setelah kemerdekaan, dengan bantuan Palang Merah.
Selama ini, keluarganya di Baucau mengira dia sudah mati dan bahkan membuatkan makam untuknya.
Saat ini, Berliku masih bernyanyi, sebagai orang bebas.
Pada tahun 2014, sekelompok veteran berkumpul untuk merekam lagu-lagu patriotik yang ditulis dahulu kala di pegunungan, untuk menangkap semangat perlawanan dan mendokumentasikan bagian penting dari sejarah Timor Leste.
Selain konser di Australia, band ini juga melakukan tur ke Timor Leste, tampil untuk anak-anak sekolah, yang memberi mereka “sambutan yang baik”.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR