Merespon hal itu, Nicolas Jouwe dan dua pemimpin komando OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai merencanakan umumkan Kemerdekaan Papua pada 1971.
Pada 1 Juli 1971 Roemkorem dan Prai umumkan 'Republik Papua Barat' dan membuat konstitusinya.
Namun konflik strategi antara Roemkorem dan Prai segera menyebabkan OPM terpecah menjadi dua faksi: PEMKA (Pemulihan Keadilan) yang dipimpin oleh Prai dan TPN yang dipimpin oleh Roemkorem.
Prai menaruh curiga kepada Roemkorem yang punya latar belakang pendidikan militer Indonesia, dan Prai pun mendirikan PEMKA.
Perpecahan ini juga dipengaruhi oleh sentimen kesukuan.
Anggota dari Biak dan sekitarnya mengikuti gerakan Roemkorem, sedangkan dari Keerom dan kawasan selatan bergabung dengan PEMKA.
Hal ini melumpuhkan kemampuan OPM dan KKB Papua saat itu.
Namun kini perpecahan ini masih laris oleh pejuang kontemporer dan lokal serta oleh aktivis politik ekspatriat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR