Bahkan sebelum kemerdekaan pada Mei 2002, para pemimpin Timor memberi isyarat bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu dari dua bahasa resmi, bersama dengan Tetum, bahasa lokal.
Padahal saat itu hanya sekitar 5% penduduk berbicara bahasa Portugis, sementara lebih dari 40% berbicara bahasa Indonesia.
Tahun 2009 Menteri Luar Negeri Timor Leste, Zacarias da Costa, berada di Lisbon untuk pelantikan kedutaan baru, dan untuk melihat duta besar Timor untuk CPLP.
Komunitas untuk negara-negara berbahasa Portugis, dan mengambil jabatannya.
Timor hanya negara ketiga yang menunjuk perwakilan tetap untuk organisasi yang masih dalam tahap pembentukannya.
Bagi negara miskin untuk mempertahankan dua misi diplomatik terpisah di Lisbon adalah upaya besar, tetapi menteri da Costa justu senang dengan hal ini.
Source | : | DW |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR