Antropolog Austria, Christian Warta, Soeharto memikirkan konsep transmigrasi sebagai cara mendatangkan sosok-sosok yang lebih pintar.
Soeharto melihat pendatang membawa modernitas ke daerah-daerah terpencil di Papua.
Rakyat Papua pun dipandang sebagai masyarakat tertinggal yang perlu dijadikan berbudaya dan beradab.
Pandangan jika mereka tidak berbudaya inilah yang menyebabkan rasa takut tumbuh di dalam diri penduduk asli Papua.
“Akibatnya, banyak masyarakat Papua merasa terpinggirkan oleh meningkatnya jumlah pendatang tersebut,” tulis Warta dalam “Perkembangan Masalah Agama di Papua: Sengketa Antaragama dan Pencegahan Konflik” termuat di kumpulan tulisan Kegalauan Identitas: Agama, Etnisitas dan Kewarganegaraan pada masa Pasca Orde Baru suntingan Martin Ramsted.
"Ketakutan menjadi minoritas di tanah sendiri ini lah yang secara wajar memicu nasionalisme Papua.”
Suku Amungme tidak bisa lagi melihat tempat tinggal mereka dihancurkan oleh proyek kapitalis tersebut, yang mereka anggap layaknya pencuri menjarah kediaman orang lain tanpa izin.
Freeport menjanjikan kompensasi fasilitas sosial kepada suku Amungme seperti sekolah, pasar, dan perumahan, tapi kesepakatan gagal karena pemerintah daerah salah mengurusnya.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR