"Kalau pemberontak kita pukul terus menerus, mereka pasti hancur. "Tetapi mereka adalah saudara-saudara kita," ujar Sarwo Edhie kala itu.
"Baiklah kita pukul, kemudian kita panggil agar mereka kembali ke pangkuan ibu pertiwi."
Maka, dengan keyakinan pada instingnya, Komandan RPKAD ke-5 tersebut sampai berani menyodorkan langsung dua orang kepercayaannya untuk menghadap Lodewijk Mandatjan.
Sarwo Edhie sampai disebut bak menyerahkan leher anak buahnya sendiri kepada legenda KKB tersebut.
Bayangkan saja, Mayor TNI Heru Sisnodo dan Serma Udara John Saleky dari PGT AURI, diminta Sarwo Edhie menemui Lodewijk Mandatjan langsung di markas KKB tanpa membawa senjata sedikitpun.
"Paitua (bapak) tidak usah takut. Saya anggota RPKAD. Komandan RPKAD yang ada di sini, anak buah saya. Dia takut sama saya," ujar Heru Sisnodo saat menghadap Lodewijk Mandatjan.
"Kalau Paitua turun dari hutan, nanti RPKAD yang akan melindungi Paitua," tambah Heru Sisnodo meyakinkan Mandatjan.
Dus, insting Sarwo Edhie yang disertai kenekatannya berbuah manis, Lodewijk Mandatjan sudi untuk 'turun gunung'.
KOMENTAR