Kemudian pada Maret 1965 Ahmad Shukairi, pemimpin pertama organisasi nasional Palestina, pergi ke Beijing.
Tahun yang sama, rezim Maoist mulai merayakan Hari Solidaritas Palestina.
Penerus Shukairi setelah 1968, Yasser Arafat, pergi ke China tidak kurang 14 kali antara 1964 sampai 2001, sampai-sampai "rumah-rumah China sudah terbiasa dengan sosok Arafat di TV mereka, menapak turun dari pesawat dengan seragam militer dan kopyah khasnya," seperti dituliskan Oppenheimer.
Lantas, apakah hubungan ini sampai sekarang terus berlanjut?
Rupanya tidak, dan ketika Mao Zedong meninggal tahun 1976, dukungan China untuk PLO kian meredup.
Tidak hanya dukungan saja, yang dibawa mati oleh Mao Zedong adalah hasratnya mengenai ide yang membuat rakyat Palestina bersemangat.
Sejak tahun 1972, Maoisme mengkristal sebagai tren di dalam kelompok Palestina, terutama bagi mereka yang menolak struktur Fatah yang terpusat.
Konsep Maoisme memang membantu mereka, karena mereka yakin kekuatan berada di massa.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR