Intisari-Online.com - Peringatan Hari Bumi, yang sudah mulai digaungkan sejak 1970, menjadi momen yang tepat untuk manusia mengingat kembali planet tempat mereka tinggal.
Pada Hari Bumi itu pula lah manusia harus disadarkan pentingnya menjaga Bumi, seperti tercermin dalam gelaran Journey to Zero.
Dalam perhelatan yang berlangsung untuk kedua kalinya ini, Katingan Mentaya Project sebagai penggagas mengemas acara menjadi kian menarik dan penuh inovasi.
Tahun lalu, ratusan peserta dengan semangat mengikuti tantangan 7 hari untuk Bumi dengan melakukan kegiatan luar ruang seperti berjalan kaki, lari, bersepeda, gabungan dari semuanya sejauh 10 km selama 7 hari.
Tujuannya, tentu saja untuk membentuk kesadaran akan pentingnya mengurangi jejak karbon di lingkungan kita.
Masih dengan kampanye #BirukanLangit, tahun ini Journey to Zero dirancang untuk lebih dekat ke kaum milenial.
Selain kegiatan Tantangan 7 Hari untuk Bumi yang terus dipertahankan, pihak penyelenggara juga menggelar beberapa inisiatif yang dekat dengan kawula muda.
“Tahun ini kami dapat melakukan campaign hampir setahun penuh, sementara tahun lalu hanya beberapa bulan saja. Sehingga kami dapat melakukan creative approach yang lebih beragam,” ujar Syane Luntungan, selaku Communication Manager dari Katingan Mentaya Project.
"Antara lain pembuatan mural di beberapa tempat, serta memproduksi merchandise yang bikin 'gemes'."
Masih kata Syane, Journey to Zero tahun ini juga diperkuat dengan memproduksi video series yang diharapkan menginspirasi lebih banyak orang yang akan #BirukanLangit.
Dan yang paling istimewa adalah mengambil momentum Hari Bumi dengan meluncurkan aplikasi Journey to Zero.
Acara peluncuran aplikasi ini digelar di halaman markas Katingan Mentaya Project di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Kamis (22/4) lalu.
Acara peluncuran juga diramaikan oleh para seniman mural yang melakukan aksi mural di beberapa lokasi.
Aplikasi Journey to Zero berfungsi sebagai perekam jarak, dan wadah untuk pegiat #BirukanLangit saling terhubung dan terinspirasi. Tentunya, aplikasi ini juga terhubung dengan event tahun ini.
“Melalui aplikasi ini kami juga bisa melakukan aktivasi beberapa campaign atau challenge, contohnya di perayaan Hari Bumi ini kami memberikan challenge 7 hari untuk bumi yang dapat diukur lewat aplikasi ini,” jelas Syane lagi.
Syane juga menjelaskan pentingnya mengkomunikasikan isu lingkungan ini dengan cara yang fun sehingga bisa diikuti oleh kawula muda sebagai calon-calon pemimpin di masa depan.
“Kami memberikan inspirasi dan pemahaman bahwa melalui hobi dan aktivitas yang menyenangkan, mereka bisa berperan dalam “Climate Action” dan menjadi agen perubahan untuk melakukan sesuatu bagi Bumi,” ujar Syane.
KOMENTAR