Mereka membunuh ribuan orang dan bahkan mengebom Masjid Al-Azhar, otoritas kunci bagi Muslim Sunni di seluruh dunia.
Banyak orang Mesir saat ini melihat episode itu sebagai "agresi imperialis pertama di zaman modern melawan Timur Muslim," kata Sole.
Sentimen itu bergema di negara tetangga Jalur Gaza.
Napoleon merebut kota pelabuhan kuno dengan sedikit perlawanan pada Februari 1799, setelah berbaris melalui gurun Sinai setelah laksamana Inggris Horatio Nelson menghancurkan armadanya.
"Dia adalah orang kecil yang telah menyebabkan kekacauan besar di wilayah ini," kata Ghassan Wisha, kepala departemen sejarah di Universitas Islam Gaza.
"Napoleon datang ke sini tidak hanya dengan tentara tetapi juga dengan ilmuwan dan spesialis pertanian. Tapi dia menggunakan sains untuk membenarkan pendudukan. Dia berbohong."
'Citra gelap, negatif'
Rashad al-Madani, pensiunan dosen sejarah Gaza, mengatakan kota itu telah menjadi "pusat madu, minyak dan pertanian, dan titik strategis antara Asia dan Eropa."
Source | : | dailysabah.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR