Sudah ada kritik jika dengan gagal menyertakan perwakilan dari pemerintah paralel Myanmar, yaitu Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), ASEAN telah meniadakan hasil pemilu November.
Tapi risikonya mengundang lawan politik Tatmadaw mungkin akan mengasingkan junta sepenuhnya.
Kini dengan ASEAN mengakui Dewan Administrasi Negara sebagai pemerintah de fakto Myanmar yang ditunjuk militer, harapan kembali ke negara sebelum kudeta pupus sudah.
ASEAN hanya bisa menekan Tatmadawa setuju membentuk kekuatan bersama dengan partai politik musuhnya, NLD.
Pertanyaannya apakah miltier mau atau tidak berbagi kekuasaan dengan Aung San Suu Kyi yang masih didukung warga Myanmar.
Lebih rumit lagi, masing-masing dari 10 negara ASEAN memiliki kepentingan dan agenda sendiri di Myanmar.
Singapura punya investasi besar di sana, terbesar kedua di bawah China, tentunya akan berhati-hati menangani risikonya melihat ekonomi negaranya sendiri.
Namun Vietnam, contohnya, diuntungkan dengan ketidakstabilan kudeta, karena investor akan lebih memilih Vietnam daripada Myanmar.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR