Setelah Timor Leste lepas dari Indonesia dan merdeka menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri, lagu-lagu itu tetap dirawat.
Maubere Timor, adalah sekelompok veteran yang menyanyikan lagu-lagu patriotik yang dulunya digubah di pegunungan selama hari-hari gelap pendudukan oleh Indonesia.
Kelompok tersebut kini merawat lagu-lagu perlawanan Timor Leste, merilis album pertama mereka pada 2017 lalu.
Melansir Aljazeera (18/4/2020), Domingos Pinto Gabrial, juga dikenal sebagai Berliku, adalah seorang guru sekolah berusia 19 tahun di timur laut kota Baucau ketika pasukan Indonesia menginvasi Timor Timur pada bulan Desember 1975.
Baca Juga: Salah Kaprah, Ternyata Minum Teh Saat Sahur Tidak Disarankan, Ini Penyebabnya
Dia bergabung dengan banyak anak muda yang melarikan diri ke pegunungan untuk bergabung dengan tentara perlawanan yang baru dibentuk, FALINTIL (Forcas Armadas de Libertacao de Timor-Leste, atau Angkatan Bersenjata untuk Pembebasan Timor Timur).
"Kami tidak punya pilihan; kami hanya harus bertarung," ungkapnya.
Berliku kini menjadi penyanyi utama Maubere Timor, sekelompok veteran yang menyanyikan lagu-lagu patriotik yang digubah di pegunungan selama hari-hari gelap pendudukan.
Baca Juga: Siapa Sangka Beginilah Kepribadian Penyuka Warna Kuning dan Abu-abu
Maubere Timor merilis album pertama mereka pada tahun 2017, pilihan 12 lagu yang menangkap semangat juang gerakan perlawanan di bawah pendudukan yang berlangsung selama 24 tahun dan menyebabkan kematian sekitar 200.000 orang Timor Leste.
Lebih dari 20 tahun setelah referendum kemerdekaan, dan hampir 18 tahun sejak negara itu akhirnya dinyatakan merdeka, Maubere Timor berusaha untuk menangkap keadaan bangsa melalui musiknya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR