Sementara itu, melansir CNN (18/1/2021), China telah mengungkapkan prototipe untuk kereta Maglev berkecepatan tinggi baru yang mampu mencapai kecepatan 620 kilometer (385 mil) per jam.
Kereta api tersebut beroperasi dengan tenaga superkonduktor suhu tinggi (HTS) yang membuatnya terlihat seolah-olah melayang di sepanjang rel yang bermagnet.
Prototipe ramping sepanjang 21 meter (69 kaki) itu diresmikan ke media di kota Chengdu, Provinsi Sichuan, pada 13 Januari.
Selain itu, peneliti universitas membangun rel sepanjang 165 meter (541 kaki) untuk mendemonstrasikan tampilan kereta tersebut, menurut Xinhua News yang dikelola pemerintah.
Profesor He Chuan (wakil presiden Universitas Jiaotong Barat Daya, yang mengerjakan prototipe itu) mengatakan kepada wartawan bahwa kereta itu bisa "beroperasi" dalam waktu 3-10 tahun.
"Sichuan memiliki sumber daya tanah jarang yang kaya, yang sangat bermanfaat bagi pembangunan jalur magnet permanen kami, sehingga mendorong pengembangan eksperimen yang lebih cepat," imbuhnya.
Sementara pada bulan Januari lalu, China telah meluncurkan kereta peluru yang dirancang khusus untuk menahan suhu beku, Kereta CR400AF-G, yang dapat melakukan perjalanan hingga 350 kilometer per jam dalam cuaca sedingin -40 derajat Celcius.
Selama beberapa dekade terakhir, China memang terus menunjukkan langkah pesatnya dalam hal kekuatan teknologi, kereta api supercepatnya pun tengah 'berjalan' semakin menjauhi milik Jepang.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR